Rabu, 30 Januari 2013

kehancuran Yahudi Menurut Al-qur'an

Kehancuran Yahudi Menurut Al-Qur'an

Oleh, Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali
Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah …
Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا  فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً  ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا  إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا  عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS al-Israa’ 17:4-8)
Pertama : Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.
Kedua : Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
Ketiga : Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid(penegasan) pada masa mendatang.
Keempat : Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.
Kelima : Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.
Keenam : Dalam aksi pengerusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.
Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.
Realita : Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.
Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian.
Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang.
Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?
Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!!
Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.
Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi.
Kami katakan kepada mereka : Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah.
Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.
Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua.
Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.
Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.
Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam.
Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.
Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.
Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2]
Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :
Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.
Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.
Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.
Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kid(penegasan) akan kepastian hal ini. Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih.
Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3]
Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di dalam 5 ayat, sebagai berikut :
“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-Anbiyaa’ 21:71)
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ 21:81)
“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” ( QS al-A’raaf 7:137)
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` 34:18)
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” ( QS al-Israa` 17:1)
Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.
Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa.
Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.
Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya:
Pertama : Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud : 2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif).
Al-Hakim berkata : “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”.
Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.”
Kedua : Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu : “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)
Syaikh Salim berkata : “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.”
Ketiga : Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)
Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”
Keempat : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :
Pertama : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).
Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)
Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”
Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :
Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.
Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.
Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan dua alasan :
Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).
Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”
Kesimpulan : Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.
Catatan Kaki
[1] Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan, karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali berasosiasi dengan klenik, khurafat, takhayul ataupun metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah dengan wahyu : al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih.
[2] Disarikan dari “Jama’ah-Jama’ah Islamiyah Ditimbang Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” (terj. Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108.
[3] Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan
*Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.
Selengkapnya...

Yahudi Menurut Al-Qur’an

Yahudi Menurut Al-Qur’an

jewish-rabbi-KanevskyQuran_cover
 Paling tidak terdapat empat ungkapan di dalam al-Qur'an untuk menyebutkan umat Yahudi, yaitu  Bani Israil, Yahud, Hud dan Hadu.
Al-Qur’an menyebutkan kata Yahudi sebanyak delapan kali, satu di antaranya dalam bentuk kata sifat. Kata Yahudi termuat dalam Surat al-Baqarah 02:113 dan 120, Surat al-Ma’idah 05:18, 51, 64 dan 82 dan Surat al-Taubah 09:30. Semua ayat yang menyebutkan kata Yahudi, termasuk kategori ayat madaniyah, yakni ayat yang diwahyukan sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hijrah ke kota Yastrib (Madinah).
 “Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nashrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.” [QS al-Baqarah 2:113]
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” [QS al-Baqarah 2:120]
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” [QS al-Ma’idah 5:18]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” [QS al-Ma’idah 5:51]
“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”[QS al-Ma’idah 5:64]
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nashrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nashrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”[QS al-Ma’idah 5:82]
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nashrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?”[QS at-Taubah 9:30]
Dengan sebutan Bani Isra’il, ditampilkan  40 kali, baik dalam ayat yang termasuk kategori makkiyah maupun madaniyah. Kata Isra’il disebut hanya sekali dalam Surat Maryam 19:58, yang termasuk kategori ayat Madaniyah. (Baqi, 1981 : 33, 137 dan 775).
 “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” [QS Maryam 19:58]
Sebutan  Hud (an)  disebut di dalam surat al-Baqarah 02:111, 135 dan 140  yang termasuk katagori ayat madaniyah. Di sini perlu dibedakan antara kata Hud (an) dalam ayat tersebut di atas yang menunjuk kepada umat atau bangsa, dengan kata yang sama dalam surat al-A'raf  07:65, surat Hud 11:50 dan 58 yang menunjuk nama seorang nabi, yaitu Nabi Hud. Yang kedua ini semuanya termasuk katagori ayat makkiyah.
 “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nashrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".” [QS al-Baqarah 02:111]
“Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nashrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". [QS al-Baqarah 02:135]
“ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqarah 02:140]
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [QS a’-‘Araf 7:65]
“Dan kepada kaum Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.” [QS Hud 50]
“Dan tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari `adzab yang berat.”[QS Hud 58]
 Sebutan Hadu dimuat sebanyak 10 kali,  dua di antaranya termasuk kategori makkiyah.
 Kata Isra’il  dalam bahasa  Hebrew (Ibrani) mempunyai  arti  Prince of God    (Penrice, 1971 : 05) dan dipakai untuk sebutan atau  laqab bagi Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim   (Ismail Ibrahim, 1968 : 38, bandingkan dengan Kejadian 32:28 dan 35:10).  Menurut  Surat al-Ma’idah 05:12, Bani Isra’il terdiri dari 12 naqib, yaitu duabelas kelompok, yang terdiri dari duabelas  anak laki-laki Nabi  Ya’qub dan isteri-isterinya. Nama anak-anak  tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) Kitab Kejadian 35 : 22-26  adalah Rubin, Simeon, Levi, Yehuda, Issachar, Zebulon (dari isteri Ya’qub bernama Lea), Yusuf, Benyamin (dari isteri Ya’qub bernama Rachel), Dan, Naftali (dari isteri Ya’qub bernama Bilha), Gad dan Asier (dari isteri Ya’qub bernama Zilpa).
 “Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus".” [QS al-Ma’idah 5:12]
“Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah daripadanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman); "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.” [QS al-‘Araf 7:160]
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” [QS al-Baqarah 2:60]
 Pada masa kepemimpinan Nabi Musa Alaihissalam, umat Yahudi merupakan suku (qabilah) yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah 02:60, dan Surat al-A’raf 07:160. Dari keterangan tentang duabelas  mata air, nampak-nya masing-masing putera Nabi Ya'qub membangun kelompok  tersendiri. Di dalam Perjanjian Lama,  KitabKejadian 49:28 dan Keluaran 24:04 dijelaskan bahwa Nabi Musa Alaihissalam membangun duabelas  tugu di satu mezbah  yang berlokasi di kaki bukit Torsina, sebagai lambang eksistensi duabelas  naqib tersebut di depan.
 Nabi Musa Alaihissalam menerima wahyu al-Kitab sebagai petunjuk  bagi  Bani Isra’il (al-Isra’ 17:02). Di antara isinya adalah larangan menyembah tuhan selain Allah, perintah berbuat baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim dan kaum miskin, berbicara yang baik, mendirikan salat dan menunaikan zakat   (al-Baqarah  02:82, bedakan dengan Ulangan 05:06-21 ).
 Selain al-Kitab, mereka dianugerahi pula suksesi para rasul dari kalangan umat Yahudi, kebaikan dan keutamaan di muka bumi (al- Jasiyah 45:16 ). Namun dalam pelaksanaannya, aturan-aturan yang baik itu kurang mendapat perhatian disebabkan hati mereka yang kaku. Al-Qur’an memberikan gambaran tentang sifat dan sikap umat Yahudi yang negatif, yaitu : mempermainkan agama (al-Ma’idah 05:57), menjadikan al-Kitab hanya sebagai lambang dan kebanggaan saja (al-Jumu’ah 62:05 ), lebih berani mendustakan bahkan membunuh  nabi (al-Ma’idah 05:70 ), merobah al-Kitab (al-Baqarah  02:75, al-Nisa’ 04:46), memalsukan agama (al-Baqa-rah 02:79), memanipulasikan informasi (al-Baqarah  02:174), suka khianat (-Baqoroh 02:64), suka melanggar aturan (al-Baqarah  02:65),  konfrontatif (al-Baqarah  02:44 ), cenderung kepada kemusyrikan  (al-Baqarah  02:92 ), sangat  takut mati (al-Jumu’ah 62:07), bergelimang riba (al-Nisa’ 04:53 ), paling memusuhi umat beriman (al-Ma’idah 05:82  ) dan  lain sebagainya.
 Di saat mereka berada dalam kondisi lemah, sikap tersebut diselubungi dengan rapi dan mereka membentuk al-jam’iyat al-sirriyah, sebagaimana diistilah kan oleh Le Beaume dalam Le Koran Analyze, terj., 1955:354, yaitu gerakan bawah tanah, organisasi kamuflase, untuk menyebarkan kerusakan dan permusuh an (al-Mujadilah 58:08).
 Menurut informasi al-Qur’an. genealogi Yahudi berpangkal dari Nabi Ibrahim Alaihissalam melalui puteranya Nabi Ishaq Alaihissalam, yang kemudian menurunkan Nabi Ya’qub Alaihissalam dengan duabelas puteranya.  Kekeluargaan Yahudi  bersifat patrialchal  (Brandon, 1970 : 378 ), dan keyakinan  tentang ketuhanan  yang dianut, sesuai dengan yang termaktub di dalam al-Kitab adalah keyakinan  monotheism.
 Gerakan Yahudi berkembang dalam dua bentuk sesuai dengan kondisi nyata yang mereka hadapi, yaitu pada saat  mereka mempunyai kekuatan yang cukup untuk tampil terbuka, gerakannya dilakukan secara terbuka, tetapi di saat mereka tertindas oleh kekuatan lain, gerakan itu tidak mandeg, tetapi berubah menjadi gerakan bawah tanah,  yang dengan penuh kepercayaan  mengembangkan kekuatan untuk bangkit sebagai  gerakan terbuka.
 Pada masa Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, di Yasrib (Madinah) gerakan bawah tanah ini  diperankan oleh Banu Quraizah, Banu al-Nadir dan Banu Qainuqa’, yang kemudian karena gerakan itu tercium oleh umat  Islam, kelompok itu dievakuasi (ijla') dari  kota Madinah. Banyak yang beranggapan bahwa evakuasi itu karena agama atau etnis, tetapi kenyataan sejarah menyatakan bahwa evakulasi dari Madinah karena kejahatan konspirasi untuk menjatuhkan Rasulullah, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yang bisa saja sanksi seperti itu dijatuhkan kepada kelompok lain.
 Namun,  nampaknya di dalam al-Qur’an informasi tentang sikap dan prilaku umat Yahudi benar-benar disampaikan secara objektif . Di dalam al-Qur'an dinyatakan dengan tegas bahwa umat Yahudi tidak seluruhnya bersikap dan berprilaku negatif.  Misalnya pernyataan yang tersebut di dalam Surat al-A’rof 07:162  menggambarkan bahwa  yang  mengubah perintah al-Kitab itu bukan seluruh umat Yahudi tetapi dinyatakan dengan ungkapan,  orang-orang  yang zalim di antara mereka... . Demikian pula pernyataan yang tersebut di dalam  Surat al-Baqarah  02:75 menggambarkan bahwa yang melakukan perubahan terhadap wahyu yang diturunkan itu bukan seluruh umat Yahudi, tetapi dinyatakan dengan  ungkapan, ada sebagian dari mereka yang mendengar kalamullah, kemudian mengubahnya ...
 Dalam surat al-Nisa' 04:46 dan 160 ; surat   al-Maidah 05:41 yang menginformasikan sifat  dan perilaku negatif umat Yahudi, terkesan tidak digeneralisasikan, sebab dalam susunan ayat-ayat tersebut selalu dipakai huruf min, yang lazim disebut sebagai min tab'idiyah, yakni huruf min yang menunjuk pada sebagian yang disebut, bukan seluruhnya.
 Dengan demikian al-Qur’an tidak menggeneralisasikan sikap dan prilaku negatif tersebut terhadap keseluruhan bangsa Yahudi dan tidak secara a priori menyatakan bahwa Yahudi itu negatif.   Demikian pula praktik yang dilakukan oleh umat Islam di zaman permulaan, di Yasrib (Madinah) pada saat dibuatnya Misaq Madinah, ummat Yahudi ditempatkan sejajar dengan umat Islam disertai jaminan  hak dan beban  kewajiban yang sama, dalam masalah yang berkaitan dengan kepentingan umum di kota Madinah ( Pasal 27 Misaq Madinah).
 Evakuasi (ijla') umat Yahudi dari Madinah, sebagaimana telah disinggung di depan,  bukan karena agamanya,juga bukan karena etnisnya,  atau karena sentimen  Arab-Israel, tetapi semata-mata karena pelanggaran melakukan konspirasi  bersama kekuatan Quraisy dari Makkah yang bertujuan menjatuhkan kepemimpin an Rasulullah, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Jadi masalahnya  bukan menyangkut sentimen antar agama, sentimen antar etnik atau sentimen politik, tetapi masalahnya adalah pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan satu pihak, yang mungkin bisa terjadi juga pada pihak lain, termasuk kelompok umat Islam sendiri.
 Dari paparan al-Qur'an dan praktik Rasulullah, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di atas, dapat digambarkan bahwa suatu kondisi dan pengaruh moralitas tertentu dapat membuat sekelompok orang dari suatu bangsa berbuat negatif.  Dan yang jelas keadaan seperti tersebut  bukan hanya  merupakan sesuatu  yang spesifik  umat  Yahudi,  bukan sesuatu yang merupakan monopoli umat Yahudi, tetapi dapat pula dilakukan oleh umat  yang lain.
Selengkapnya...

Sejarah Freemason di Indonesia

Sejarah Freemason di Indonesia

 Ternyata Freemason sudah berkembang di indonesia sejak jaman penjajahan, sebelum artikel ini terhaapus dengan sendirinya semoga kalian sempat membacanya teman-teman. Artikel dibawah ini sedikit bisa menjelaskan keberadaannya dan sejarah perkembangannya dinegara kita  dari berbagai sumber yang ada dan tersisa di Internet.


*****
LOJI DI BANDUNG:
*****
LOJI DI SEMARANG:
*****
LOJI DI MAGELANG:

*****
LOJI MATARAM (YOGYAKARTA)

*****
LOJI DI MAKASSAR
*****
LOJI DI PALEMBANG

*****
LOJI DI KUTA RAJA, BANDA ACEH


*****
TOKOH FREEMASON INDONESIA:

komisaris jenderal ( pol. ) raden said soekanto tjokrodiatmodjo ( lahir di bogor, jawa barat, 7 juni 1908 – meninggal di jakarta, 24 agustus 1993 pada usia 85 th. ) yaitu kepala kepolisian negara republik indonesia ( kapolri ; dulu bernama kepala djawatan kepolisian negara ) pertama, menjabat dari 29 september 1945 sampai 14 desember 1959. pada th. 1952 jadi bagian dari loge indonesia purwo daksia. ia menjabat sebagai kepala kepolisian ri. soekanto jadi suhu agung dari timur agung indonesia atau federasi nasional mason. ia juga menjabat sebagai ketua dari yayasan raden saleh yang disebut penerusan dari carpentier alting stiching. 

*****
KEGIATAN FREEMASON INDONESIA:

 foto-foto di atas yaitu bukti bahwa faham aliran satanic ini dulu tumbuh subur di indonesia.
serta sesudah gus dur mencabut surat ketentuan presiden yang dibikin presiden soekarno, maka aliran ini memiliki peluang besar untuk nampak kembali di indonesia. 

simbol voc berakar dari lambang freemasonry

barangkali pada saat lantas, keikutsertaan mereka pada grup ini cuma untuk melacak sesuap nasi, atau melacak “aman” atau dapat juga cuma dikarenakan problem politik.
namun di jaman kebebasan info yang mutakhir layaknya saat ini, rahasia-rahasia rencana busuk dari grup ini mulai terbongkar.
serta sekarang ini juga, telah masih banyak penentang dari semua penjuru dunia, dari beragam ras manapun juga sudah melindungi jarak dengan grup ini.
bagian grup freemason populer dengan kesantunan serta kebaikannya didalam banyak perihal, tetapi justru inilah kiat tingkah laku ( behavior ) mereka untuk bikin simpati seluruh kelompok umur.
dengan tingkah laku sopan serta santun dan baik tersebut justru bikin orang tidak yakin bila grup ini yaitu grup satanic yang fahamnya bersebrangan dengan grup believers yakni orang beragama, apa pun agamanya.

*****
FREEMASON DI MALAYSIA:


Anggota Freemason Malaysia

freemason dulu jadi isu di malaysia jika haji sulaiman palestina bertanding jawatan didalam umno. ada dakwaan pemimpin spesifik ditaja atau jadi pakar freemason untuk melonjak naik didalam hierarki negara. awal 1980-an isu ini kembali senyap didalam persidangan umno. 

Lodge Freemason di Perak, Malaysia

di malaysia, cawangan freemason beroperasi sebagai loji besar tempat timur sedang ( district grand lodges of middle east atau dglme ). dglme dengan rasmi bermula di kuala lumpur pada 20 oktober 1916.
ia dipanggil timur sedang kerana pada awal kurun ke-19, tiap-tiap yang ada pada timur india tidak terhitung timur jauh ( hong kong, china serta jepun ) dikenali sebagai timur sedang. cuma pada kurun ke-20, arti timur sedang mengacu pada negara arab serta teluk. cawangan ini bagaimanapun tidak mahu merubah namanya kerana telah biasa dengan nama tersebut serta tradisinya.
dglme ini meliputi bandar yang luas terhitung bandar lain di rantau ini : 
• Singapura: 3 loji
• Kuala Lumpur: 3 loji
• Pulau Pinang: 1 loji
• lpoh: 1 loji
• Kuantan: 1 loji
• Kuching: 2 loji
• Port Dickson: 1 loji
• Port Klang: 1 loji
• Kelantan: 1 loji
• Taiping : 1 loji
• Kota Kinabalu: 1 loji
• Bangkok: 3 loji
• Pattaya: 1 loji
• Melaka: 1 logi (sumber: wikipedia malaysia)

Malaysia Freemasons (Lodge Freemason di Perak):
sudah amat jelas di sini, bahwa malaysia tidak dapat agar bisa terlepas dari dampak inggris serta eropa.
FREEMASON DI SINGAPORE:


freemasons’ hall ( loji ) in singapore


Di dunia ini HANYA terdapat tiga kelompok besar, yaitu:
1. Believers, golongan orang yang percaya Tuhan, apapun tuhannya dan apapun agamanya… yg kedua adalah:

2. Unbelievers, termasuk golongan orang faham atheis, komunis, scientology dan sejenisnya, yang tak percaya adanya makhluk astral ataupun supranatural, tidak percaya adanya Tuhan dan tak percaya agama serta tidak percaya adanya setan, dan golongan terakhir adalah:

3. Satanism, yaitu golongan orang yang percaya dengan kekuatan dan kebenaran setan dan sejenisnya yang akan membantu mereka dan menghalalkan segala cara.

Golongan pertama (believers) senantiasa terserang oleh ke-2 golongan yang lainkarena dikira “menghambat” perubahan keduanya. golongan pertama ini dikira faham kuno yang tetap mengakui ada kemampuan supranatural di alam lain serta sejenisnya.
faham beberapa believers dikira tidak dapat dibuktikan serta cuma warisan nenek moyang. oleh karenannya golongan believers ini kerap diadu domba dengan langkah masuk ke didalam komunitasnya serta jadi seorang spiritual didalam grupnya lantas menyebarkan faham-faham “sempalan” serta membuatnya terkotak-kotak jadi banyak agama serta keyakinan. 
Golongan kedua (unbelievers) sesungguhnya yaitu golongan yang netral. mereka hidup mengejar kesenangan serta kesempurnaan duniawi semata, dikarenakan mereka tidak yakin kehidupan sesudah kematiannya ( life after death ).
dikarenakan cuma mengejar keperluan duniawi, maka golongan unbelievers ini umumnya jadi “kaki-tangan” beberapa grup satanism, dengan kata lain digunakan. karenanya ada mereka, maka golongan satanism makin sulit di teliti dikarenakan mereka cuma tinggal “duduk manis” saja, seluruh yang kerjakan program yaitu golongan unbelievers tersebut. juga didalam kehidupan sehari-hari, golongan unbelievers ini menyebarkan langkah pandang hidup atau “way of life” yang jauh dari norma-norma kesantunan layaknya yang dianut golongan belevers. 
Golongan ketiga (satanism) atau satanic ini yaitu golongan yang mengatur dunia dengan dominan untuk sekarang ini. serta hebatnya mereka cuma dibelakang layar, nyaris seluruh program mereka justru digerakkan oleh beberapa unbelievers memanfaatkanya, dengan bayaran ketenaran, kesenangan dunia serta pastinya duit.
golongan satanic ini cukup mengatur dari jauh, maka bawahannya dapat mengikutinya serta menjalaninya. seluruh program yang ditempuhnya sepanjang ini meneng telah jalan, sejak beberapa ribu th. lantas. mereka juga bukan hanya “golongan baru”, keberadaan mereka telah amat lama apalagi lebih kurang periode nabi nuh ( noah ) mereka telah eksis. serta keberadaan mereka sampai saat ini tidak demikian kentara, walau tidak banyak bukti, tetapi mata serta hati kita bisa melihatnya…
kurang lebih, golongan mana yang dapat anda tentukan ? bila anda ada di golongan pertama, saat ini waktunya saling merapatkan barisan berbarengan serta jauhi penyusupan dari luar…. just stay focus ! !
Selengkapnya...